Minggu, 03 April 2011

Konvergensi dan Konsentrasi di Industri Media

Dalam rangka menghadapi persaingan, surat kabar online melakukan berbagai cara untuk menjadikannya pilihan yang menarik bagi pembacanya. Misalnya dengan lebih proaktif menghampiri para pembacanya dengan mengkoneksikan diri dengan situs-situs komunitas seperti Facebook dan Twitter, di mana pembaca dapat dengan mudah mendapatkan headline dari berita-berita yang ada di surat kabar online tersebut. Selain itu surat kabar tersebut juga harus memperlebar varian dan kecepatan updating beritanya, semakin dekat dengan waktu kejadian berita dengan penayangannya di situsnya, semakin suratkabar online itu menjadi pilihan pembacanya.
Untuk memberikan ilusi interaktivitas Koran online menawarkan fasilitas yang memungkinkan pembaca memberikan oini mauun komentar. Dengan demikian editorial harus mampu membangun kemungkinan terjadinya perdebatan atau pro dan kontra, sehingga beita tesebut menjadi lebh menarik.

Ledakan media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media konvensional menyebabkan peningkatan pentingnya wartawan dan Koran-koran. Media baru tersebut menuntut beritanya terus hangat dan up to date. Inilah yang menjadi nilai keunggulan nilai persaingan Koran online, dimana ketersediaanya adalah 24 jam dan dapat di akses kapan saja. Oleh karena itu dibutuhkan wartawan yang cekatan,kreatif, dan tanggap tehadap perkembangan berita. Pembaca lebih memilih Koran online yan dapat secara cepat menyajikan berita baru,sekaligus perkembangan dari berita tesebut dalam krun waktu yang singkat. Sehingga peran Koran-koran dan wartawan menjadi sangat penting.

Di era digital ini siapa saja dimungkinkan untuk menulis berita. Cukup bermodal computer dan internet serta web sendiri, bisa saja siapa saja mengaku wartawan, editor, atau pun penerbit. Namun tetap saja ada batasan yang menjadikan hal seperti itu tidak akan tumbuh subur. Misalnya regulasi yang menatur profesi reporter,editor,maupun penerbit yang bertujuan memperjelas tanggungjawab profesi mereka. Dengan adanya tanggungjawab profesi reporte,editor maupun penerbit diharakan akan menghasilkan berita yang akan dipertanggungjawabkan (Bukan rumor) berita yang dapat dipertanggung jawabkan tersebut tentunya memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi di benak pembacanya Dibanding berita rumor yang dihasilkan oleh non reporter professional. Sehinga reporter,editor maupun penerbit tetap dibutuhkan untuk berperan menjaga kepercayaan tersebut sebaik-baiknya demi kelangsungan profesi mereka sendiri,dengan menyajikan berita-berita yang masih bisa dipertanggung jawabkan.

Di sisi lain, pembaca tidak memiliki keharusan dan tanggungjawab untuk men-cek-silang atau mencari kebenaran berita, karena hal tersebut masih bersifat normatif dan bukan regulasi. Meskipun secara norma sebaiknya pembaca lebih pintar mencari berita, namun tidak dapat disalahkan bila pembaca mempercayai berita atau sumber yang salah karena hal ini bersifat relatif dan normatif belaka. Pihak yang “menipu” adalah pihak yang berdosa, sedangkan yang “ditipu” adalah korban. Itu sebabnya editor berita memiliki tanggungjawab besar untuk mengawal kebenaran dan keakuratan berita.

Salah satu contoh perkembangan media baru dapat kita lihat dengan apa yang terjadi dengan majalah online slate (www.slate.com) dan majalah salon (www.salon.com). Kedua majalah tersebut melakukan pendekatan yang berbeda satu dengan yang lainya. Slate lebih inovatif dalam penyajian media online nya,sementara Salon lebih inovatif dalam subjek beritanya yang lebih bervariasi . Slate dalam beritanya memilih berita yang bisa menjadi bahan pegunjingan, Sementara subjek berita Salon lebih luas dan disampaikan secara lebih mendalam.

Dengan perbedaan pendekatan ini tentunya pembacanya juga berbeda, pembaca yang lebih suka berita terkini dan ringan akan lebih memilih Slate, sedangkan pembaca yang lebih menyukai berita mendalam akan sesuatu hal akan memilih Salon. Sehingga tidak salah bila David Talbott (editor majalah Salon) menyebut Salon sebagai majalah pintar karena pembacanya akan menjadi lebih banyak dan lebih dalam memahami mengenai suatu hal. Disisi lain Michael Kinsley(editor majalah slate) menyebut majalah Slate menyebut pekerjaannya sebagai "menciptakan lingkungan dan majalah” karena majalah tersebut memang bertujuan untuk komunitas yang suka membicarakan berita terkini.

Perkembangan teknologi digital juga menyentuh media buku. Buku konvensional sudah dialihkan formatnya menjadi bku digital (e-book) yang lebih praktis karena tidak membutuhkan kertas yang tebal ataupun alatulis dan cetak lainya sehinga lebih mudah diakses dan lebih Mobile. Namun demikian rasanya era buku konvensional belum berakhir atau punah karena masih dibutuhkan terutama untuk mendokumentasikan konten legal dan masih banyak yang menyukai format buku biasa serta teknologi digital belum sepenuhnya mencapai masyarakat diseluruh dunia, misalnya untuk buku-buku pelajaran di desa pedalaman dan daerah miskin.

Dengan pengelolaan Website yang baik penulis E-book dapat menjadi populer dan menciptakan peluang. Dengan promosi melalui situs komunitas seperti Facebook,twitter,dan sejenisnya, Karya-karyanya akan banyak diketahui orang setelah itu websitenya dapat dibuat untuk menjadi situs komunitas penggemar karyanya yang dapat memberikan opini dan komentar di situs tersebut sehingga menarik perhatian orang, serta dijadikan situs E-commerce di mana orang dapat bertransaksi untuk mendownload karyanya sehingga mempermudah proses penjualan karyanya.

Meskipun e-book ini semakin populer, terlebih semakin dipermudah dengan hadirnya i-pad dan sejenisnya, namun kehadiran buku tradisional masih dibutuhkan. Seperti yang telah dijelaskan, buku tradisional masih diperlukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan legalitas (di tempat di mana format digital/elektronik belum dapat dijadikan subjek/objek hukum) dan masih memiliki penggemar fanatik. Alasan lain adalah, buku tradisional masih dibutuhkan terutama oleh mereka yang oleh latar belakang ekonomi maupun geografis belum dapat menikmati teknologi digital. Sehingga, belum dapat dikatakan bahwa abad ini adalah abad kematian buku.

Selain media cetak, teknologi juga merambah ke dunia media elektronik. Radio misalnya. Radio konvensional memiliki keterbatasan yaitu daya pancar dan daya jangkau yang sangat terkait dengan kemampuan alat transmitter dan antenanya. Untuk memperluas jangkauan radio konvensional menggunakan relay yang memperkuat daya pancar. Namun teknologi ini tidak praktis karena membutuhkan lahan untuk antena dan relaynya, serta biaya yang tidak sedikit.

Namun dengan adanya teknologi digital, keterbatasan ini dapat diatasi. Fungsi antena dan relay tergantikan dengan digitalisasi. Dengan memadukannya dengan teknologi komputer dan internet, daya jangkau radio semakin luas dengan nilai ekonomis yang lebih baik karena tidak membutuhkan lahan khusus dan banyak antena. Teknologi digital ini memungkinkan sebuah radio yang semula berdaya jangkau nasional atau bahkan lokal menjadi mampu mencapai berbagai belahan dunia. Penduduk daerah mana pun di dunia, sepanjang mereka memiliki komputer, smartphone, atau media apapun untuk mengakses internet, dapat mendengar siaran sebuah radio yang ada di belahan dunia lain. Dengan demikian, sebuah stasiun radio berkesempatan untuk lebih luas dikenal, berkat adanya teknologi digital ini. Selain itu meskipun sebuah radio terbatas segmentasinya, jumlah pendengar dapat bertambah karena yang tadinya terbatas jangkauannya karena daya pancarnya, dengan teknologi digital yang memungkinkan menjangkau penjuru dunia maka jumlah individu pendengar praktis bertambah. Hal ini tentu sangatlah menguntungkan dari segi promosi radio maupun iklannya.

Di sisi lain, teknologi digital ini juga mempermudah dan membantu tugas penyiar radio. Dengan teknologi digital, penyiar tidak harus melakukan siaran langsung tetapi bisa melakukan perekaman dan mengeditnya sehingga penyiaran terhindar dari resiko kesalahan dan dapat dievaluasi terlebih dahulu sebelum disiarkan. Setelah dinilai layak baru rekaman tersebut dimasukan dalam program komputer serupa dengan playlist pada musik player di komputer kita. Program tersebut bisa di set untuk menjalankan playlist tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan secara otomatis. Dengan cara ini radio dapat melakukan penyiarannya dengan lebih praktis, ekonomis dan terarah.

Keuntungan lain dari cara ini adalah komentator ataupun narasumber tidak harus berada di studio pada saat penyiaran. Komentar ataupun wawancara dapat dilakukan sebelum waktu penyiaran, sehingga bisa di edit dan disesuaikan dengan tujuan acara radio. Hasilnya dievaluasi terlebih dahulu kemudian dimasukan kedalam program komputer tadi.

Keuntungan-keuntungan dan kemudahan berkat teknologi digital menjadikan radio mampu menembus batas lanskap budaya. Berkaitan dengan jangkauan, ada pendapat mengatakan bahwa iklan, yang pernah terputus lanskap budaya, mendominasi sekarang ini. Pendapat ini rasanya tidak benar. Pendekatan iklan global dan regional tidak semuanya dapat diterapkan pada setiap produk/jasa yang diiklankan. Meskipun sebagian budaya mengalami asimilasi dan globalisasi, namun banyak pula bagian-bagian budaya dasar tidak berubah dan tidak dapat digeneralisasi menjadi kecenderungan global. Misalnya nilai-nilai tata krama, kesusilaan, bahasa, dan lainnya, termasuk kebudayaan yang lahir dari hal-hal yang unik seperti misalnya sejarah, geografis, keragaman populasi tingkat ekonomi dan intelektualitas. Sebagai contoh meskipun sama-sama rumpun melayu namun tidak semua budaya Malaysia sama dan sesuai dengan budaya Indonesia. Dari situ kita sudah bisa menilai tidak semua iklan Malaysia sesuai untuk penduduk Indonesia. Apalagi sebuah iklan global, sangatlah beresiko efektivitasnnya bila mempertimbangkan faktor perbedaan budaya. Itu sebabnya tidak banyak iklan global yang ditayangkan, sehingga tidak bisa disebut mendominasi. Contoh lainnya kegagalan iklan global Mc Donald yang menggunakan konsep Amerika yang akhirnya justru meruntuhkan image restoran keluarga yang sesuai untuk keluarga Indonesia. Akibatnya orang Indonesia beranggapan restoran Mc Donald adalah restoran Amerika dan bukan restoran keluarga.

Sistem cash time-compression memungkinkan lebih banyak ruang iklan. Hal ini karena dengan sistem ini siapapun pemilik blocking timenya berhak mengatur besarnya porsi iklan didalam acaranya. Ditambah lagi dalam sistem seperti ini, pemilik blocking time boleh menjadikan konten acaranya lebih promosional bagi produknya karena jenis acara bersistem seperti ini tidak harus netral atau bebas promosi.

Bicara tentang pendekatan iklan, salah satu yang menarik bagi pemirsa adalah pendekatan yang menggunakan kenyataan sehari-hari sebagai latarnya, misalnya Testimonial. Hal ini menarik karena mencerminkan sesuatu yang nyata dan bukan fantasi sehingga terasa dekat dengan pemirsanya dan lebih dapat dipercaya karena nyata atau benar-benar terbukti.

Pendekatan semacam ini juga digunakan untuk program acara televisi seperti Reality Show. Pendekatan ini memiliki keuntungan nilai ekonomi karena beberapa faktor seperti misalnya tidak menggunakan selebrity, setting lokasi maupun peralatan yang banyak dan sangat lengkao yang tentu saja sangatlah berpengaruh pada anggaran produksi yang lebih relatif murah. Disisi lain, karena program ini mendapatkan perhatian yang cukup banyak dari pemirsa, acara seperti ini memiliki rating yang bagus, yang tentu saja menarik perhatian pengiklan. Dengan banyaknya iklan yang masuk berarti meningkatkan pemasukan dari acara seperti ini.

Prospek yang sangat bagus dari penerapan perkembangan teknologi digital sekarang ini juga mempengaruhi dunia telekomunikasi. Berbagai perusahaan komunikasi melakukan bermacam inovasi produk maupun manuver bisnis untuk mendapatkan peluang-peluang dari perkembangan teknologi digital. Seperti misalnya AT&T. AT&T mengakuisisi telecomunication Inc (TCI) untuk mempertahankan posisinya didunia usaha telekomunikasi, serta untuk menciptakn inovasi layanan –layanan telekomunikasi baru yang akan menambah nilai kompetitif bagi perusahaan tersebut.
Merger tersebut mengambarkan kecenderungan konvergensi dalam dunia industri telekomunikasi. Layanan –layanan yang berbeda dari beberapa perusahaan dipadukan melalui merger sehingga menjadi lebih praktis bagi pengguna. Misalnya merger antar perusahaaan tayangan televisi, komunikasi, dan layanan provider internet, akan menciptakan layanan televisi berbayar, komunikasi, dan internet dalam satu jaringan. Hal ini lebih praktis bagi pelanggan dibandingkan bila ia harus menggunakan layanan –layanan tersebut dari tempat yang berbeda. serta lebih ekonomis karena instalasinya cukup sekali saja untuk mendapatkan semua layanan tersebut.

Layanan internet melalui kabel lebih memiliki keuntungan karena bandwidthnya lebih besar yang didapat dari penggunaan kabel serat optik yang didedikasikan untuk menghantar data, dibanding jaringan telpon tradisional yang menggunakan kabel biasa yang kapasitas bandwidthnya tidak besar dan masih harus dibagi dengan penggunaan pembicaraan telpon.

Ada pemikiran untuk menyediakan berbagai layanan tersebut dalam konsep “on-stop shop” melalui perusahaan tunggal dengan satu paket tagihan tunggal untuk melayani seluruh bangsa. Pemikiran tersebut sangat mungkin diwujudkan bila dilihat dari segi praktis dan teknisnya. Namun, dari segi regulasi hal ini justru sangat tidak mungkin karena berarti monopoli. Di banyak negara termasuk Indonesia, praktek monopoli dan oligopoli adalah illegal. Terlebih lagi, pelanggan tentunya akan lebih suka bila ia punya banyak pilihan, karena akan dapat lebih memenuhi kebutuhannya atau sesuai dengan kemauan ataupun standar kepuasan baik dari segi layanan maupun harga. Bila monopoli, maka perusahaan tersebut dikuatirkan semena-mena dalam menentukan harga maupun kualitas layanan mengingat bahwa pelanggan tidak akan memiliki pilihan lain. Oleh karena itu, ide seperti ini sangat tidak realistis.
Kembali pada cerita AT & T, perusahaan tersebut meluncurkan 4 layanan baru: AT & layanan T konsumen, AT & jasa T bisnis, AT & T layanan broadband, dan AT & T layanan nirkabel. Dari ke 4 layanan tersebut, yang dinilai paling kompetitif adalah layanan nirkabel. Layanan nirkabel semakin menjadi tren dan dibutuhkan karena lebih praktis, tidak perlu instalasi kabel yang kompleks dan ruwet, serta lebih mudah diakses dari mana pun.

Sementara layanan yang dinilai paling rentan adalah layanan jasa dan bisnis karena layanan ini justru nantinya semakin simple dan direct disebabkan oleh perkembangan teknologi digital melalui e-commerce yang memungkinkan terjadinya transaksi bisnis dan jasa secara langsung.

Contoh lain adalah merger Time Warner AOL. Merger ini memiliki manfaat dari segi kepraktisan layanan bagi pelanggan. Namun, merger ini menyimpan bahaya juga karena beresiko terciptanya usaha yang bersifat monopolistik yang dapat menyebabkan penentuan harga dan kualitas yang sewenang-wenang. AOL mengakuisi perusahaan ini untuk memperkuat posisinya dalam industri telekomunikasi. Dengan akuisisi ini maka AOL menciptakan peluang-peluang usaha baru bagi bisnisnya. Time Warner juga berkepentingan dengan akuisisi, karena perkembangan media digital yang semakin pesat bisa saja meruntuhkan kebesarannya apabila perusahaan tersebut tidak berevolusi.

Merger-merger seperti ini menekankan pada meningkatnya keragaman layanan praktis dan inovatif dengan berbagai variannya untuk ditawarkan kepada pelanggan, karena hal ini lah yang menarik minat pelanggan.

Namun demikian, merger-merger seperti ini mengancam kebebasan akses ke internet, terlebih lagi bila merger menyebabkan semakin sedikitnya pilihan penyedia, cara dan media untuk mengakses internet. Dengan monopoli, perusahaan merger akan dengan mudah mengatur apa dan siapa yang boleh dan tidak boleh mengakses, dan memblok situs-situs yang dinilai tidak sepaham dan sejalan dengan kepentingan bisnis mereka. Meski banyak menimbulkan perdebatan, kekuatiran ini sangat mungkin sekali terjadi dan dilakukan, mengingat sebuah institusi bisnis pasti memiliki kepentingan ekonomi dan politik demi kemajuan usahanya.

Perdebatan juga menyangkut masa depan media komunikasi umum karena media komunikasi umum juga terkait dengan masa depan internet. Perkembangan teknologi digital menyebabkan terpadunya media komunikasi umum kedalam internet. Perkembangan apapun dalam internet pasti mempengaruhi perkembangan media komunikasi umum.
Salah satu kekuatiran publik adalah jika perusahaan kabel berhasil menjadi penyedia layanan internet yang dominan, apakah inovasi dan kreativitas yang telah ditandai Web sampai sekarang akan hilang. Kekuatiran tersebut bisa saja terjadi. Namun melihat kecendrungan perkembangan teknologi nirkabel menggambarkan bahwa nirkabel lah yang akan dominan karena lebih praktis dan mudah diakses. Dengan kata lain kekuatiran tersebut tidak akan menjadi nyata.

Referensi:
http://www.popmatters.com/pm/post/the-great-debate-salon-vs-slate
http://www.cyberjournalist.net/how-slate-is-beating-salon/
http://www.salon.com/
http://www.slate.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar